Rabu, 23 November 2011

Gunung Changbai, Gunung Suci di daratan China

Gunung Changbai yang terletak di Propinsi Jilin bagian timur laut Tiongkok adalah sebuah gunung perbatasan Tiongkok-Korea Utara, sekaligus sumber air Sungai Tumen, Sungai Yalu dan Sungai Songhua. Jauh pada tahun 1980, Gunung Changbai yang terkenal dengan hutan rimba dan hewan yang langka kini merupakan cagar suaka alam PBB, sekaligus daerah pemandangan kelas 4 A di Tiongkok.

Gunung Changbai juga dijuluki sebagai “gunung nomor satu” di bagian timur laut Tiongkok. Dalam sejarah, Gunung Changbai adalah tempat rehabilitasi rakyat di bagian timur laut dan kampung halaman etnis Mancu, dan pada masa Dinasti Qing, disebut sebagai “tanah suci”. Gunung Changbai juga dipandang sebagai “gunung suci” oleh penduduk etnis Korea.

Puncak utama Gunung Changbai adalah sebuah gunung berapi yang tidak aktif. Di sebuah puncak utamanya yang ditutupi salju sepanjang tahun terdapat banyak batu berwarna putih. Menurut catatan kitab sejarah, gunung berapi tersebut pernah meletus tiga kali pada abad ke-16. Pemandangan alam di Gunung Changbai sungguh mempesona, di mana terdapat banyak obyek wisata, antara lain, Tianchi atau Kolam Langit, Hutan Yuehua, Hutan Bawah Tanah, Meirensong atau Phon Tusam Secantik Gadis, Ngarai Besar, Taman Puncak, Sumber Air Panas, Hei Feng Kou dan Hutan Batu.

Gunung Changbai juga terkenal dengan produk ginseng, kulit musang, dan tanduk rusa jantan yang disebut sebagai “tiga benda berharga” di daerah timur laut.

Gunung Changbai sekarang dapat dicapai dengan mudah dengan kendaraan umum. Dengan bertolak dari Beijing, Shanghai atau Shenyang dengan pesawat terbang, Anda akan dengan mudah tiba di Yanji, sebuah kota yang paling dekat dengan Gunung Changbai, di mana Anda dapat langsung menuju Gunung Changbai melalui kendaraan umum. Hotel dan wisma tamu dalam berbagai kelas tersedia di atas dan di kaki gunung tersebut, kurang lebih 220 yuan Renminbi satu malam di hotel yang lumayan bagus atau 10 sampai 40 yuan Renminbi satu ranjang di wisma tamu yang biasa.
 
source : wisata dunia kita

0 komentar:

Posting Komentar